Pages - Menu

Saturday, November 29, 2008

Sejarah Susunan Keyboard (QWERTY)

Sejarah Susunan Keyboard (QWERTY)

Diantara kalian pasti pernah bertanya dong, kenapa sih susunan huruf/
angka/ tanda-tanda keyboard komputer yang dipakai secara umum sekarang
ini (QWERTY) dibuat dengan sususan begitu acaknya? Mungkin juga ada
yang berpikir mungkin susunan ini adalah susunan paling efisien yang
bisa digunakan dalam mengetik?



Well.. kalau kalian merasa itu jawabannya, maka kalian sudah salah.
Sebaliknya, susunan keyboard yang dipakai umum sekarang ini (QWERTY)
sebenarnya adalah salah satu susunan yang paling tidak efisien yang
ditujukan agar kita-kita dapat mengetik dengan lebih lambat. Nah lho??
Nih.. Saya coba jelaskan sekarang..





Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu
oleh Christopher Latham Sholes (1868). Saat menciptakan mesin ketik
prototype sebelumnya, malah sangat memungkinkan kita untuk mengetik
dengan lebih cepat. Terlalu cepatnya kemungkinan dalam mengetik
tersebut, sampai- sampai sering timbul masalah pada saat itu.
Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang
menghentak pita itu mengalami kegagalan mekanik, yang lebih sering
diakibatkan karena batang-batang itu saling mengait (jamming).



Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham
Sholes justru mengacak-acak urutan itu demikian rupa sampai ditemukan
kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik.
Tujuannya jelas, untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang
sering terjadi sebelumnya.



Akhirnya susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard
sebagai input komputer dan pada tahun 1973 diresmikan sebagai keyboard
standar ISO (International Standar Organization).



Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang
ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), umum disebut DVORAK
yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940.



Secara penelitian saat itu, susunan DVORAK memungkinkan kita untuk
mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat,
akhirnya DVORAK harus tunduk karena dominasi QWERTY yang sudah terjadi
pada organisasi-organisasi dunia saat itu dan mereka tidak mau
menanggung resiko rush apabila mengganti ke susunan keyboard DVORAK.
Satu-satunya pengakuan adalah datang dari ANSI (American National
Standard Institute) yang menyetujui susunan keyboard Dvorak sebagai
versi “alternatif” di sekitar Tahun 1970.



Susunan keyboard lainnya yang masih perkembangan dari susunan QWERTY
adalah QWERTZ yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss,
dll. AZERTY oleh negara Prancis dan Belgia, QZERTY, dll.


Sumber : Kaskus

KUALITAS PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA

KUALITAS PENDIDIKAN TERBAIK DI DUNIA

Oleh : Satria Dharma



Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat

pertama di dunia? Kalau Anda tidak tahu, tidak mengapa karena memang

banyak yang tidak tahu bahwa peringkat pertama untuk kualitas pendidikan

adalah Finlandia. Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki,

dimana perjanjian damai dengan GAM dirundingkan ini memang begitu luar

biasa sehingga membuat iri semua guru di seluruh dunia.



Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei

internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for

Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan

nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga

Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi

juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.



Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia? Dalam

masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi

dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa

negara lainnya.



Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar,

memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir

siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah

pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu

pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu

hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah

Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu



Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas

gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas

terbaik dengan pelatihan terbaik pula.. Profesi guru sendiri adalah

profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka

tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru

mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari

7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk

ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran!



Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan

kualitas seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas

seadanya pula. Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan

pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka

dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula.



Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas

apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan

buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa

ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi

kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan testing itulah

yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat

kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di

Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur

dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui

kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan

ke perguruan tinggi.



Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini

membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri,

kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau

mereka bertanggungjawab mereka akan bekeja lebih bebas.Guru tidak harus

selalu mengontrol mereka.



Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari

sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika

mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar

apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Disini

guru tidak mengajar dengan metode ceramah, Kata Tuomas Siltala, salah

seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan

fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan

dan belajar menjadi tidak menyenangkan, sambungnya.



Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang

membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di

Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan

yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.



Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan

untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar

dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan

penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk

kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau

mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang

penting mereka berusaha.



Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka.

Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal

tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan

menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan

kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai

sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem

ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya

masing-masing.



Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir

siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem

pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang

tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui

tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa,

kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran

saya! Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.



Diambil dari : "Top of the Class" - Fergus Bordewich

PEMBUATAN PUPUK AMONIAK

PROSES PEMBUATAN AMONIAK

Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %.

Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility.

Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.

Secara garis besar Proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut :

1. Feed Treating Unit

2. Reforming Unit

3. Purification & Methanasi

4. Compression Synloop & Refrigeration Unit.

1. Feed Treating Unit

Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit.

Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer.

Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.

2. Reforming Unit

Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :

· Hidrogen

· Nitrogen

· Karbon Dioksida

Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.

3. Purification & Methanasi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.

Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.

4. Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.

Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.

Berikut ini disajikan Blok Diagram sederhana proses pembuatan ammonia :

PROSES PEMBUATAN UREA

Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak

Proses pembuata Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :

1. Sintesa Unit

2. Purifikasi Unit

3. Kristaliser Unit

4. Prilling Unit

5. Recovery Unit

6. Proses Kondensat Treatment Unit

1. Sintesa Unit

Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery.

Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.

2. Purifikasi Unit

Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu

pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.

3. Kristaliser Unit

Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguap-

kan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

4. Prilling Unit

Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor,

dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

5. Recovery Unit

Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.

6. Proses Kondensat Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.

Kwalitas Urea yang dihasilkan :

Nitrogen

46,2 % berat (minimum)

Air

0,3 % berat (minimum)

Biuret

0,5 % berat (minimum)

Besi

1 ppm berat (maksimum)

NH3 bebas

150 ppm berat (maksimum)

Abu

15 ppm berat (maksimum)

Berikut ini disajikan blok diagram sederhana proses pembuatan pupuk Urea :

Nitrogen yg berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk dan telah banyak membantu intensifikasi produksi bahan makanan di seluruh dunia. Pengembangan proses fiksasi nitrogen yang telah berhasil memperjelas berbagai asas proses kimia dan proses tekanan tinggi, serta ikut menyumbang dalam perkembangan bidang kimia teknik. sebelum adanya fiksasi nitrogen secara sintetik, sumber utama nitrogen untuk keperluan pertanian hanya bahan limbah dan kotoran hewan, hasil-hasil dekomposisi bahan-bahan tersebut serta amonium sulfat yang didapatkan dari hasil sampingan pembuatan kokas darai batu bara. Bahan-bahan ini tidak mudah di tangani dan jumlahnya pun tidak cukup banyak untuk dapat memenuhi semua kebutuhannya yang diperlukan.

Pertanyaan

Jelaskan proses pembuatan pupuk, buat flow diagram dan jelaskan?

Jawab

Urea merupakan pupuk nitrogen yang paling mudah dipakai.zat ini mengandung nitrogen paling tinggi (46%) diantara semua pupuk padat. Urea mudah di buat menjadi pril atau granul (butiran) dan mudah di angkut dalam bentuk curah maupun dalam kantong dan tidak mengandung bahaya ledakan.zat ini mudah larut dalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini juga digunakan untuk pemberian makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai pupuk, urea juga digunakan sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah biak dalam produksi melamin, sebagai perawis dalam pembutan resim, plastic, adesif, bahan pelapis, bahan anti ciut untuk tekstil dan resim perpindahan ion.bahan ini merupakan bahan antara dalam pembuatan amonium sulfamat, asam sulfanat dan ftasianina. Produksi tahunan di amerika serikat sangat besar yaitu mencapai 6,4x106 t dengan harga $150 sampai $160 per ton metric pada tahun 1982.

Pembuatan amonia melibatkan 2 reaksi.pertama, pembentukan amonium karbanat melalui reaksi karbon dioksida dan ammonia dibawah tekanan:

14MPa

CO2 + 2NH3 NH2COONH4 H = -155 MJ/g.mol

180ºC

Reaksi ini sangat eksotermik dan diikuti dengan dekomposisi ammonium karbamat yang bersifat endotermik

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O H = + 42 MJ/kg.mol

Kedua rekasi itu merupakan reaksi keseimbangan. Reaksi pembentukan berlangsung sampai habis pada kondisi reaksi biasa, sedang reaksi dekomposisi tidak terlalu sempurna. Karbon dioksida dan ammonia yang tidak terkonversi,bersama karbamat yang tidak terdekomposisi, harus dikumpulkan untuk digunakan kembali. Langkah ini cukup su;it. Sintesis ini menjadi lebih rumit lagi karena adanya pembentukan dimmer yang dinamakan biuret, NH2CONH CONH2 . H2O, yang kadarnyatidak boleh tinggi, karena menganggu pertumbuhan tanaman.

Pada masa lalu, operasinya dilaksanakan sekali-lalu, dimana ammonia yang tidak terkonversi diubah menjadi senyawa ammonium. Tetapi sekarang, proses ini terlalu mahal dan pasaran untuk produk sekunder juga agak sulit.

Dalam pabrik konvesional, karbamat didekomposisi didalam suatu pengurai (dekonposer) atau lebih, dimana setiap unit mempunyai tekanan yang lebi rendah dari unit yang sebelumnya. Semua gas yang keluar harus dimampatkan lagi sampai mencapai takanan reaktor dan operasi ini cukup mahal. Dewasa ini metode yang paling popouler yang dirancang dengan tujuan menggunakan eneri seminimal mungkin ialah dengan “melucuti” (stripping) cairan hasil melalui kontak dengan kerbondioksida yang masuk. Proses ini menggunakan kalor pembentukan karbamat untuk menjalankan reaksi dekomposisi yang endotermik , dengan sisa untuk membangkitkan uap.

Penjelasan pada gambar

Ammonia cair, karbondioksida gas, dan bahan daur ulang bertemu dalalm reaktor penukar kalor pada tekanan 14 MPa dan suhu170ºC sampai 190ºC, sehingga membentuk karbamat. Sebagian besar klaor reaksinya dibawa keluar sebagai uap proses. Reaksi dekomposisi karbamat itu berlangsung lambat itu mengalir ke pengurai. Rasio stoikometri CO2/NH3 untuk konversi menjadi urea pada dasrnya adalah 555 persen, teteapi dengan menggunakan CO2 (atau NH3) yang berlebihan, keseimbangan itu dapat didorongsampai memberikan rasio 85 persen. Reactor itu haris dipanaskan untuk mendorong agar reaksi berlangsung. Pada diagram alir ini terlihat pengurai yang diikuti dengan pelucut (stipper), tempat mengumpulkan CO2. kedua tekanan ini mempunyai tekanan yang hamper sama, sehingga tifsk memerlukan rekompresi gas, kecuali suatu pompa kecil untuk zat cair. Agar semua gas yang tidak bereaksi dan karbamat yang tidak terdekomposisi dapat seluruhnya disingkirkan dari produk, urea itu harus dipanaskan pada tekanan lebih rendah (400 kPa). Reagen ini direaksikan dan dipompakan kembali kedalam system. Produk akhir didapatsetelah evaporasi dan pembuatan pril atau granul. Secara keseluruhan, lebih dari 99 persen CO2 dan NH3 terkonversi menjadi urea shingga proses ini tidak mempunyai masalah lingkungan. Karbamat itu sangat korosif terhadap baja biasa maupun baja tahan-karat, tetapi dalam lingkungan oksigen baja tahan karat dapat tahan, sehingga bersama reagen CO2 dimasukksa juga udara untuk mengurangi korosi pada system.

Dermatosis Akibat Kerja

DERMATOSIS AKIBAT KERJA

I. DEFINISI DAN PENGERTIAN DAK

Ø Adalah keadaan patologik kulit sebagai akibat adanya kontak dengan bahan- bahan yang berhubungan dengan tempat kerja.

Ø adalah kelainan kulit yang timbl pada waktu kerja atau disebabkan oleh pekerjaan (Suma’mur)

Ø adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh lingkungan benda atau bahan di tempat kerja (Widowati)

Jadi secara umum pengertian DAK adalah :

Ø Kelainan yang primer yang disebabkan oleh komponen-komponen dari lingkungan kerja. Atau

Ø Penyakit kulit yang tidak terjadi jika penderita tidak mengerjakan pekerjaan di tempat kerja.

II. FAKTOR PENYEBAB DAK

Ø Faktor fisik dan mekanik adalah tekanan, kelembapan, getaran, gesekan dan trauma, suhu dingin, sinar matahari, sinar-X, dan sinar lainnya.

Ø Bahan – bahan berasal dari tanaman, yaitu daun - -daunan, ranting – ranting, getah , akar – akaran, umbi – umbian, dll.

Ø Bahn – bahan kimia, yaitu asam – asam garam anorganik, persenyawaan hidrokarbon, oli, bahan berwarna, dll.

Ø Makhluk hidup, seperti bakteri, jamur, virus, dll.

FAKTOR – NFAKTOR LAIN YANG DAPAT MENYEBABKAN DAK :

Ø Genetik

§ Ketebalan Epidermis

§ Pigmentasi kulit

§ Lapisan Lemak permukaan kulit

§ Ketebalan rambut

§ Produksi keringat

§ Reaksi pembuluh darah

§ Perubahan biokimia

Ø Lingkungan : Variasi musim

Ø Faktor tidak langsung

§ Usia dan pengalaman kerja

§ Kebersihan perorangan

§ Penyakit kulit lain yang diderita

§ Obat – obatan lain yang diminum

III. JENIS PEKERJAAN YANG BERISIKO DAK

Ø Pekerja – pekerja bengkel : menderita oil dermatitis.

Ø Pekerja di kebun, pertanian : penyakit kutu di kulit.

Ø Pekerja pembalsema mayat : bahan formaldehid dapat menyebabkan dermatitis.

Ø Pekerja di pabrik semen : penyakit kulit dari bahan.

Ø Dll.

IV. CARA BAHAN KIMIA MENIMBULKAN DERMATOSIS

1. Iritasi atau perangsangan

Ø Perangsangan primer adalah bahan yang menyebabkan iritasi.

Ø Perangsangan primer mengadakan rangsangan pada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi. Sehingga keseimbangan kulit terganggu dan timbullah dermatosis.

Ø Bahan Kimia, contohnya : alkali, asam, minyak, ditergen, dll.

2. Sensitisasi atau pemekatan kulit

Ø Pemeka / sentsitizer adalah bahan yang menyebabkan sensitisasi.

Ø Biasanya disebabkan oleh bahan – bahan organic dengan struktur molekul lebih sederhana yang dapat bergabung dengan putih telur tubuh membentuk antigen.

Ø Bahan kimia, contohnya : chrom, cobalt, nikel, karet, kosmetik, dll.

V. MACAM – MACAM DAK

1. Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK)

Ø Terjadi kontak antara kulit dengan bahan – bahan yang datang dari luar dan bersifat toksik maupun alergik atau keduanya yang terjadi akibat dari pekerjaannya.

Ø Banyak terjadi pada industri farmasi, tekstil, cat, plastic, dll.

Ø Terdapat dua bentuk dermatitis kontak, yaitu :

a) Dermatitis kontak toksik, akut dan kronik

b) Dermatitis kontak alergik

DK Toksik

DK Alergik

& Etiologi

Iritan primer

Senisitizer

& Patogenesis

Kelainan timbul bila iritan kontak dengan waktu dan konsentrasi cukup.

Terjadi reaksi hipersesitifitas lambat.

& Permulaan Penyakit

Pada kontak pertama

Pada kontak ulang

& Penderita

Semua orang

Pada orang yang alergi

&Kelainan Kulit

Lebih hebat, lebih eritematosa dapat terbentuk bulat dan edema berbatas tegas.

Eritema tidak begitu merah, biasanya tidak disertai bulat dan edema, batas tidak jelas.

&Simpomatologi

Panas, sakit

Gatal

2. Dematomikosis Akibat Kerja

Ø Adalah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, yang timbul pada waktu bekerja dan disebabkan oleh pekerjaan.

Ø Misalnya :

§ Tinea kapitis : daerah kepala berambut

§ Tinea pedis : disela jari dan telapak tangan

§ Tinea unguium ( kelainan kuku )

§ Pitriasis Versikolor ( panu )

3. Akne Akibat Kerja

Ø Bentuk akne yang sering dijumpai pada pekerja yang sering kontak dengan zat – zat kimia.

Ø Macam – macamnya adalah :

§ Chlor acne

- Penyebab utama : chlorinated hydrocarbon aromatic

- Umumnya timbul setelah paparan selama 1-5 bulan

- Lokasi : tempat terbuka maupun pakaian tertutup

§ Coaltar acne

- Lebih ringan daripada chlor acne

- Umumnya timbul setelah 1-2 minggu paparan dengan batu ter arang crude coaltar (bersifat aknegenik)

- Lokasi : daerah yang tertutup pakaian saja

§ Cutting oils acne

- Lokasi : bagian ekstensior lengan dan paha bagian dalam, timbul setelah kontak 3 bulan.

- Ada 2 macam :

o Solube cutting oils

Terdiri atas emulsi minyak mineral dalam cairan sabun, mudah larut dalam air.

o Insoluble Cutting Oils

Mengandung minyak mineral, lemak dan sulfur.

4. Pigmentasi Akibat Kerja

Ø Terjadi mekanisme perubahan pigmen yang terjadi pada pekerja – pekerja yang berasal dari tempat kerja.

Ø Mekanisme :

o “tattoing” dari bahan – bahan metal seperti merkuri, perak, besi, emas, atau dari debu batu bara pertambangan

o Metal – metal membentuk deposit dan lapisan kotoran daerah hubungan antara gusi dan gigi.

o Absorbsi bahan secara local atau sistemik.

5. Kanker Kulit Akibat Kerja

Ø Kanker yang timbul pada tempat trauma akibat kerja atau di daerah kulit yang terpapar lama dengan bahan – bahan di tempat kerja.

Ø Zat – zat yang menyebabkannya :

· Sinar Ultra Violet

· Radiasi Ionisasi

· Arsen Anorganik

· Trauma Fisik

· Hidrokarbon Polisiklik

VI. PENCEGAHAN DAK

1. Pemeriksaan kesehatan karyawan sebelum diterima bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Berfungsi untuk mendeteksi pekerja yang rentan, untuk timbulnya dermatitis iritan, tidak toleransi terhadap ditergen, sabun, atau debu.

2. Melakukan Rotasi kerja.

3. Kebersihan pribadi, menggunakan sabun dan air bersih.

4. Kebersihan Lingkungan Kerja

Upaya yang dilakukan untuk menghindari semaksimal mungkin kontak antara karyawan dengan bahan – bahan berbahaya, misalnya : disediakan alat penghisap debu, tersedia fasilitas dan alat pencuci tangan, ventilasi yang baik, ruang ganti pakaian yang selalu bersih, tempat kerja bersih dari bahan – bahan berbahaya, pemeliharaan kebersihan alat kerja atau mesin.

5. Usaha perlindungan terhadap pekerja

· Menyediakan APD bagi pekerja, berupa sarung tangan, helmet, pakaian khusus, masker, goggles.

· Menyediakan bahan pembersih atau pencuci diri yang tidak menimbulkan iritasi.

· Menyediakan krem penahan sebagai pelindung muka terhadap zat yang diudara, misalnya : vanishing krem, water repellent cream, dll.

6. Training pekerja

Meliputi : JSA, identifikasi bahaya semua proses, identifikasi komposisi semua bahan kimia, hygiene dan kebersihan pribadi.

7. Identifikasi bahan – bahan baru yang akan digunakan di perusahaan dengan menguji toksisitasnya.

8. Substitusi bahan – bahan yang berbahaya dengan bahan yang kurang atau tidak berbahaya.