DERMATOSIS AKIBAT KERJA
I. DEFINISI DAN PENGERTIAN DAK
Ø Adalah keadaan patologik kulit sebagai akibat adanya kontak dengan bahan- bahan yang berhubungan dengan tempat kerja.
Ø adalah kelainan kulit yang timbl pada waktu kerja atau disebabkan oleh pekerjaan (Suma’mur)
Ø adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh lingkungan benda atau bahan di tempat kerja (Widowati)
Jadi secara umum pengertian DAK adalah :
Ø Kelainan yang primer yang disebabkan oleh komponen-komponen dari lingkungan kerja. Atau
Ø Penyakit kulit yang tidak terjadi jika penderita tidak mengerjakan pekerjaan di tempat kerja.
II. FAKTOR PENYEBAB DAK
Ø Faktor fisik dan mekanik adalah tekanan, kelembapan, getaran, gesekan dan trauma, suhu dingin, sinar matahari, sinar-X, dan sinar lainnya.
Ø Bahan – bahan berasal dari tanaman, yaitu daun - -daunan, ranting – ranting, getah , akar – akaran, umbi – umbian, dll.
Ø Bahn – bahan kimia, yaitu asam – asam garam anorganik, persenyawaan hidrokarbon, oli, bahan berwarna, dll.
Ø Makhluk hidup, seperti bakteri, jamur, virus, dll.
FAKTOR – NFAKTOR LAIN YANG DAPAT MENYEBABKAN DAK :
Ø Genetik
§ Ketebalan Epidermis
§ Pigmentasi kulit
§ Lapisan Lemak permukaan kulit
§ Ketebalan rambut
§ Produksi keringat
§ Reaksi pembuluh darah
§ Perubahan biokimia
Ø Lingkungan : Variasi musim
Ø Faktor tidak langsung
§ Usia dan pengalaman kerja
§ Kebersihan perorangan
§ Penyakit kulit lain yang diderita
§ Obat – obatan lain yang diminum
III. JENIS PEKERJAAN YANG BERISIKO DAK
Ø Pekerja – pekerja bengkel : menderita oil dermatitis.
Ø Pekerja di kebun, pertanian : penyakit kutu di kulit.
Ø Pekerja pembalsema mayat : bahan formaldehid dapat menyebabkan dermatitis.
Ø Pekerja di pabrik semen : penyakit kulit dari bahan.
Ø Dll.
IV. CARA BAHAN KIMIA MENIMBULKAN DERMATOSIS
1. Iritasi atau perangsangan
Ø Perangsangan primer adalah bahan yang menyebabkan iritasi.
Ø Perangsangan primer mengadakan rangsangan pada kulit dengan jalan melarutkan lemak kulit dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi. Sehingga keseimbangan kulit terganggu dan timbullah dermatosis.
Ø Bahan Kimia, contohnya : alkali, asam, minyak, ditergen, dll.
2. Sensitisasi atau pemekatan kulit
Ø Pemeka / sentsitizer adalah bahan yang menyebabkan sensitisasi.
Ø Biasanya disebabkan oleh bahan – bahan organic dengan struktur molekul lebih sederhana yang dapat bergabung dengan putih telur tubuh membentuk antigen.
Ø Bahan kimia, contohnya : chrom, cobalt, nikel, karet, kosmetik, dll.
V. MACAM – MACAM DAK
1. Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK)
Ø Terjadi kontak antara kulit dengan bahan – bahan yang datang dari luar dan bersifat toksik maupun alergik atau keduanya yang terjadi akibat dari pekerjaannya.
Ø Banyak terjadi pada industri farmasi, tekstil, cat, plastic, dll.
Ø Terdapat dua bentuk dermatitis kontak, yaitu :
a) Dermatitis kontak toksik, akut dan kronik
b) Dermatitis kontak alergik
| DK Toksik | DK Alergik |
& Etiologi | Iritan primer | Senisitizer |
& Patogenesis | Kelainan timbul bila iritan kontak dengan waktu dan konsentrasi cukup. | Terjadi reaksi hipersesitifitas lambat. |
& Permulaan Penyakit | Pada kontak pertama | Pada kontak ulang |
& Penderita | Semua orang | Pada orang yang alergi |
&Kelainan Kulit | Lebih hebat, lebih eritematosa dapat terbentuk bulat dan edema berbatas tegas. | Eritema tidak begitu merah, biasanya tidak disertai bulat dan edema, batas tidak jelas. |
&Simpomatologi | Panas, sakit | Gatal |
2. Dematomikosis Akibat Kerja
Ø Adalah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, yang timbul pada waktu bekerja dan disebabkan oleh pekerjaan.
Ø Misalnya :
§ Tinea kapitis : daerah kepala berambut
§ Tinea pedis : disela jari dan telapak tangan
§ Tinea unguium ( kelainan kuku )
§ Pitriasis Versikolor ( panu )
3. Akne Akibat Kerja
Ø Bentuk akne yang sering dijumpai pada pekerja yang sering kontak dengan zat – zat kimia.
Ø Macam – macamnya adalah :
§ Chlor acne
- Penyebab utama : chlorinated hydrocarbon aromatic
- Umumnya timbul setelah paparan selama 1-5 bulan
- Lokasi : tempat terbuka maupun pakaian tertutup
§ Coaltar acne
- Lebih ringan daripada chlor acne
- Umumnya timbul setelah 1-2 minggu paparan dengan batu ter arang crude coaltar (bersifat aknegenik)
- Lokasi : daerah yang tertutup pakaian saja
§ Cutting oils acne
- Lokasi : bagian ekstensior lengan dan paha bagian dalam, timbul setelah kontak 3 bulan.
- Ada 2 macam :
o Solube cutting oils
Terdiri atas emulsi minyak mineral dalam cairan sabun, mudah larut dalam air.
o Insoluble Cutting Oils
Mengandung minyak mineral, lemak dan sulfur.
4. Pigmentasi Akibat Kerja
Ø Terjadi mekanisme perubahan pigmen yang terjadi pada pekerja – pekerja yang berasal dari tempat kerja.
Ø Mekanisme :
o “tattoing” dari bahan – bahan metal seperti merkuri, perak, besi, emas, atau dari debu batu bara pertambangan
o Metal – metal membentuk deposit dan lapisan kotoran daerah hubungan antara gusi dan gigi.
o Absorbsi bahan secara local atau sistemik.
5. Kanker Kulit Akibat Kerja
Ø Kanker yang timbul pada tempat trauma akibat kerja atau di daerah kulit yang terpapar lama dengan bahan – bahan di tempat kerja.
Ø Zat – zat yang menyebabkannya :
· Sinar Ultra Violet
· Radiasi Ionisasi
· Arsen Anorganik
· Trauma Fisik
· Hidrokarbon Polisiklik
VI. PENCEGAHAN DAK
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan sebelum diterima bekerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Berfungsi untuk mendeteksi pekerja yang rentan, untuk timbulnya dermatitis iritan, tidak toleransi terhadap ditergen, sabun, atau debu.
2. Melakukan Rotasi kerja.
3. Kebersihan pribadi, menggunakan sabun dan air bersih.
4. Kebersihan Lingkungan Kerja
Upaya yang dilakukan untuk menghindari semaksimal mungkin kontak antara karyawan dengan bahan – bahan berbahaya, misalnya : disediakan alat penghisap debu, tersedia fasilitas dan alat pencuci tangan, ventilasi yang baik, ruang ganti pakaian yang selalu bersih, tempat kerja bersih dari bahan – bahan berbahaya, pemeliharaan kebersihan alat kerja atau mesin.
5. Usaha perlindungan terhadap pekerja
· Menyediakan APD bagi pekerja, berupa sarung tangan, helmet, pakaian khusus, masker, goggles.
· Menyediakan bahan pembersih atau pencuci diri yang tidak menimbulkan iritasi.
· Menyediakan krem penahan sebagai pelindung muka terhadap zat yang diudara, misalnya : vanishing krem, water repellent cream, dll.
6. Training pekerja
Meliputi : JSA, identifikasi bahaya semua proses, identifikasi komposisi semua bahan kimia, hygiene dan kebersihan pribadi.
7. Identifikasi bahan – bahan baru yang akan digunakan di perusahaan dengan menguji toksisitasnya.
8. Substitusi bahan – bahan yang berbahaya dengan bahan yang kurang atau tidak berbahaya.